PEMERIKSAAN
KEHAMILAN
Jika seorang wanita datang memeriksakan diri, karena
merasa diri hamil, maka tugas kita yang pertama ialah menetukan apakah ia
betul-betul hamil. Jika kehamilan masih muda, maka kadang-kadang sukar untuk
memberikan kepastian, karena rahim belum teraba dari luar.akan tetapi dengan
mencari gejala-gejala lain (colostrum, keadaan buah dada, mual dan muntah ).
Dapatlah kita mempunyai pegangan. Dalam hal yang sedemikian kita melakukan
pemeriksaan dalam (Toucher) karena dengan taoucher ini kita dapat menemukan
lebih banyak tanda-tanda kehamilan.
Jika kehamilan sudah lanjut misalnya lebih dari 5 bulan,
maka pada umunya lebih mudah menentukan kehamilan. Selain dari pada menentukan
kehamilan dengan pemeriksaan, kita juga harus mendapatkan kesan bagaimana
keadaan kehamilan, keadaan jalan lahir dan kesehatan ibu.
Cara pemeriksaan :
Pemeriksaan kebidanan
terbagi dalam :
I. Anamnesa
(Tanya Jawab )
II. Pemeriksaan
III. Diagnosa
atau ikhtisar pemeriksaan
IV. Prognosa
(Ramalan)
V. Terapi
(Pengobatan )
I.
Anamnesa
1.
Nama, umur, pekerjaan, nama suami, agama
dan alamat. (umur yang terlalu muda maka persalinan lebih banyak resikonya )
Primigravida
tua ialah : wanita yang pertama kali hamil sedangkan umurnya sudah mencapai 35
tahun atau lebih.
2.
Apa yang diderita (keluhan utama)
Apakah
penderita datang untuk pemeriksaan kehamilan ataukah ada pengaduan-pengaduan
lain yang penting.
3.
Tentang haid
-
Menarche
-
Haid teratur atau tidak dan siklus
-
Lamanya haid
-
Banyaknya darah
-
Sifatnya darah
-
Cair atau berbeku-beku, warnanya,
baunya.
-
Haid nyeri atau tidak
-
Haid yang terkhir.
Anamnesa haid memberikan kesan pada kita
tentang faal alat kandungan. Haid terakhir, teratur tidaknya haid, dan
cyclusnya dipergunakan untuk memperhitungkan tanggal persalinan.
4.
Tentang perkawinan.
-
Kawin atau tidak
-
Berapa kali kawin
-
Berapa lama kawin
-
Kalau orang hamil sesudah lama kawin,
nilai anak tertentu besar sekali dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan
persalinan (anak mahal)
5.
Kehamilan, persalinan dan nifas yang
lalu.
-
Kehamilan
Adakah gangguan seperti perdarahan,
muntah yang sangat, toxaemia gravidarum.
-
Persalinan : spontan atau buatan , a’
terme atau prematur, perdarahan, di tolong oleh siapa ( bidan atau dokter).
-
Nifas : adakah panas atau perdarahan,
bagaimana laktasi.
-
Anak : jenis kelamin, hidup atau tidak,
kalau meninggal umur berapa dan sebabnya meninggal, berat badan baru lahir.
6.
Kehamilan sekarang
-
Bila mulai merasa pergerakan anak
-
Kalau kehamilan masih mudah adakah mual,
muntah, sakit kepala, perdarahan.
-
Kalau kehamilan sudah tua adakah bengkak
di kaki atau muka, sakit kepala, perdarahan, sakit pinggang, dll.
7.
Anamnese keluarga
-
Adakah penyakit keturunan dalam
keluarga, anak kembar atau penyakit menular yang dapat mempengaruhi persalinan
( TBC )
8.
Kesehatan badan
-
Pernakah sakit keras atau dioperasi.
-
Bagaimana nafsu makan, miksi dan
defekasi
II. Pemeriksaan
A. Pemeriksaan
umum (Status Praesens generalis)
1. Bagaimana
keadaan umum penderita, keadaan gizi, kelainan bentuk badan, kesadaran.
2. Adakah
anemia, sianosis, ikterus atau dyspnoe
3. Keadaan
jantung dan paru-paru
4. Adakah
odema :
Odema dalam kehamilan
dapat disebabkan oleh toksaemia gravidarum atau oleh tekanan rahim yang
membesar pada vena-vena dalam panggul yang mengalirkan darah dari kaki, tetapi
juga oleh hipovitaminose B1, Hypoproteinaemia dan penyakit jantung
5. Reflek
Terutama
refleks lutut.
Reflek
lutut negatif pada hipovitaminosa B1 dan penyakit urat syaraf.
6. Tensi
Tensi pada orang hamil
tidak boleh mencapai sistol 140 dan diastol 90 mmhg.
Juga perubahan 30
sistolis dan 15 diastolis diatas tensi sebelum hamil menandakan toksemia
gravidarum.
7. Berat
badan :
Berat
badan dalam triwulan ke-III tidak boleh tambah lebih dari 1 kg Seminggu atau 3
kg sebulan. Kalau lebih disebabkan penimbunan (retensi)air atau praeoedema.
B. Pemeriksaan
Kebidaan (Status Obstetricus)
Dibagi
dalam :
1. Inspersi
(Pemeriksaan pandang)
2. Palpasi
( pemersiaan Raba)
3. auskultasi
(pemeriksaan dengar)
1.
Inspeksi
a. Muka
: adalah Chloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau meta, adakah
odema pada muka, keadaan lidah dan gigi.
b. Leher
: apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit jantung), apakah
kelenjar gondok membesar atau kelenjar linfa membengkak.
c. Dada
: bentuk buah dada, pigmentasi dan gelanggang susu, keadaan puting susu, adakah
colestrum.
d. Perut
: perut membear kedepan atau kesamping (pada asetes misalnya membesar kesamping
) : keadaan pusat, pigmentasi di linea
alba, nampak gerakan anak atau kontraksi lahir, adakah striae gravidarum atau
bekas luka.
e. Vulva
: keadaan perineum carilah varises.
f. Anggota
bawah : cari varises, odema, cicatrix pada lipatan paha.
2.
Palpasi
Pemeriksaan
raba ialah untuk menentukan :
1. Besarnya
rahim dan dengan ini menentukan tuanya kehamilan
2. Bentukan
letaknya anak pada rahim.
Selain
itu arus diraba apakah ada tumor lain dalam rongga perut, kista, mioma lipatan
yang membesar.
Cara
melakukan palpasi ada 4 leopold :
a. Leopold
1 :
-
Kaki penderita diengkokkan pada lutut
dan lipatan paha
-
Pemeriksaan sebelah kanan penderita,
melihat kearah muka penderita
-
Rahim di bawa ke tengah
-
Tingginya fundus uteri di tentukan .
-
Tentukan bagian apa dari anak yang
terdapat dalam fundus.
Sifat
kepala ialah keras, bundar dan melenting .
Sifat
bokong lunak, kurang bundar dan kurang melintang.
Pada
letak lintang fundus uteri kosong.
Pemeriksaan tuanya kehamilan dari tingginya fundus
uteri.
Sebelum bulan ke III fundus uteri belum dapat di
raba dari luar.
Akhir bulan III (
12 minggu) f. Uteri 1 – 2 jari datas simphysis.
Akhir bulan IV (
16 minggu) pertengahan antara simphysis sampai umbilikus
Akhir bulan V (
20 minggu) III jari di bawah umbilikus
Akhir bulan VI (
24 minggu) setinggi umbiikus
Akhir bulan VII (
28 minggu) 3 jari di atas umbilikus
Akhir bulan VIII (
32 minggu) pertengahan proc. Xyphoideus pusat.
Akhir bulan IX (
36 minggu) sampai 3 jari di bawah proc. Xyphoideus pusat.
Akhir bulan X (
40 minggu) pertengahan antara proc. Xyphoideus pusat.
Jadi leopold 1 untuk menentukan tuanya kehamilan
dan bagian apa terdapat dalam fundus.
|
b. Leopold
II
1. Kedua
tangan pindah ke samping
2. Tentukan
di mana punggung anak terdapat di fihak yang memberikan rintangan yang
terbesar,carilah bagian – bagian kecil,
yang biasanya terletak bertentangan dengan fihak yang memberi rintangan tang
terbesar.
3. Kadang
–kadang di samping terdapat kepala atau bokong ialah pada letak lintang.
Leopold II
terutama untuk menentukan di mana letaknya punggung anak dan di mana letaknya
bagian – bagian kecil.
|
c. Leopold
III
1. Dipergunakan
satu tanggan saja .
2. Bagian
bawah di tentukan antara ibu jari dan jari lainnya .
3. Cobalah
apakah bagian bawah masih dapat di goyangkan.
Leopold III
untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah
anak ini sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul.
|
d. Leopold
IV
1. Pemeriksa
berubah sikapnya ialah melihat ke arah kaki si penderita.
2. Dengan
kedua tanggan di tentukan apa yangmenjadi bagian bawah
3. Di
tentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas panggul, dan
berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul.
4. Jika
kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian terbawah dari kepala yang
masih teraba dari luar .
Jadi
leopold IV untuk menentukan apa yang
menjadi bagian bawah dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga
panggul.
|
Leopold IV tidak
dilakukan, kalau kepala masih tinggi.
5. Sebelum
bulan ke IV biasanya bagian – bagian anak belum jelas, jadi kepala belum dapat
di tentukan begitu pula punggung anak .
6. Sebelum
bulan ke VI cukuplah untuk menentukan apakah ada benda ( janin) yang melenting
ke seluruhan nya di dalam rahim ( ballotement in toto)
Ballottement
di dalam rahim boleh di anggap tanda kehamilan pasti.
7. Sebelum
bulan ke III uterus tak dapat diraba dari luar dan untuk mencari perubahan
dalam besarnnya, bentuknya dan konsistensinya di lakukan toucher atau
pemeriksaan dalam.
8. Perubahan
yang dapat diketemukan ada kehamilan muda ialah :
1. Selaput
lendir vulva dan vagina membiru
2. Portio
lunak
3. Corpus
uteri membesar dan lunak
4. Kalau
2 jari tanggan dalam diletakkan dalam fornix posterior dan tanggan satunnya
pada dinding perut depan di atas symphisis, maka isthamus uteri sedemikian
lunaknya, seolah – olah corpus uteri tidak berhubungan dengan cervix.
5. Pada
waktu pemeriksaan maka kadang – kadang corpus uteri yang lunak itu menjadi
lebih keras . hal tersebut di sebabkan karena timbulnya kontraksi.
6. Kadang
– kadang teraba bahwa fundus uteri tak rata karena uterus lebih cepat tumbuhnya
didaerah implantasi telur.
7. Balleottement
dari janin seluruhnya dapat di rasakan pada 5 ke atas.
Selain dari pada
palpasi secara leopold selalu harus di
raba juga apakah rahim atau di dalam rongga perut ada pembengkakan yang
abnormal ( myoma, custe, lien yang membesar)
3.
Auskultasi
( periksa dengar)
Dilakukan dengan stetoscop
Biasanya di pergunakan stetoscop
monoaural tetapi dapat juga di pergunakan
stetoskop kepala atau bunyi yang berasal:
A. Dari
anak :
i.
Bunyi jantung anak
ii.
Bising tali pusat
iii.
Gerakan anak
B. Dari
ibu :
i.
Bising rahim
ii.
Bunyi aorta
iii.
Bising usus
-
Bunyi jantung anak
Baru
dapat didengar pada akhir bulan ke-V, walaupun dengan ultrasound (doptone)
sudah dapat didengar pada akhir bulan ke-III.
Frekwensinya
lebih cepat dari B.J. orang dewasa ialah antara 120-140/menit
Karena
badan anak dalam kyphone dan di depan dada terdapat lengan anak maka B.J>
paling jelas terdengar di fihak punggung anak dekat kepala.
Pada
presentasi biasa (letak kepala) tempat ini kiri atau kanan di bawah pusat.
Jika
bagian-bagian anak belum dapat ditentukan, maka B.J. harus dicari pada garis
tengah di atas symphysis.
Apakah
yang dapat kita ketahui dari bunyi jantung anak:
1. Dari
adanya bunyi jantung anak:
a. Tanda
pasti kehamilan
b. Anak
hidup
2. Dari
tempat bunyi jantung anak terdengar :
a. Presentasi
anak
b. Positio
anak (kedudukan punggung)
c. Sikap
anak (habitus)
d. Adanya
anak kembar
Kalau bunyi jantung
terdengar kiri atau kanan di bawah pusat, maka presentasinya kepala, kalau
terdengar kiri kanan setinggi atau di atas pusat, maka presentasinya bokong
(letak sungsang).
Kalau bunyi jantung
terdengar sebelah kiri, maka punggung sebelah kiri, kalau terdengar sebelah
kanan maka punggung sebelah kanan.
Kalau terdengar di
fihak yang berlawanan dengan bagian kecil, sikap anak fleksi. Kalau terdengar
sefihak dengan bagian-bagian kecil, sikap anak defleksi.
Pada anak kembar bunyi
jantung terdengar pada 2 tempat dengan sama jelasnya dan dengan frekuensi yang
berbeda (perbedaan lebih dari 10/menit)
3. Dari
sifat bunyi jantung anak :
Dari
sifat bunyi jantung anak kita mengetahui keadaan anak.
Anak yang dalam keadaan
sehat bunyi jantungnya teratur dan frekwensinya antara 120-140/menit.
Kalau bunyi jantung kurang dari
120/menit atau lebih dari 160/menit atau tidak teratur maka anak dalam
keadaan asphyxia (kekurangan O2)
|
Pada persalinan lebih baik lagi
kalau sifat bunyi jantung ini dihubungkan dengan tekanan intra uterine seperti
dilakukan oleh Hon dan Caldeyro Barcia. Yang buruk ialah gejala decelerasi,
apalagi bila berlangsung terus.terutama waktu persalinan penting sekali bahwa
kita tidak saja mendengarkan ada atau tidaknya bunyi jantung, tetapi juga
menentukan sifatnya (cepat, lambat, tak teratur).
-
Bising tali pusat :
Sifatnya meniup karena
tali pusat tertekan. Dengan mengubah sikap ibu sering bising ini hilang.
-
Gerakan anak yang bersifat pukulan dari
dalam rahim.
-
Bising rahim :
Bersifat bising dan
frekwensinya sama dengan denyut nadi ibu.
-
Bunyi aorta :
Frekwensinya sama
dengan denyut nadi ibu, untuk membedakannya dengan B.J. anak nadi ibu harus
dipegang.
-
Bising usus :
Sifatnya tak teratur,
disebabkan udara dan cairan yang ada dalam usus ibu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar